Jumat, 12 Februari 2016

Anekdot Hukum Peradilan

Anekdot Hukum Peradilan

Pada zaman dahulu di suatu negara (yang pasti bukan negara kita) ada seorang tukang

pedati yang rajin dan tekun. Setiap pagi dia membawa barang dagangan ke pasar dengan

pedatinya. Suatu pagi dia melewati jembatan yang baru dibangun. Namun sayang, ternyata kayu

yang dibuat untuk jembatan tersebut tidak kuat. Akhirnya, tukang pedati itu jatuh ke sungai.

Kuda beserta dagangannya hanyut.

Si Tukang Pedati dan keluarganya tidak terima karena mendapat kerugian gara-gara

jembatan yang rapuh. Kemudian, mereka melaporkan kejadian itu kepada hakim untuk

mengadukan si Pembuat Jembatan agar dihukum dan memberi uang ganti rugi. Zaman dahulu

orang dapat melapor langsung ke hakim karena belum ada polisi.

Permohonan keluarga si Tukang Pedati dikabulkan. Hakim memanggil si Pembuat

Jembatan untuk diadili. Namun, si Pembuat Jembatan tentu protes dan tidak terima. Ia

menimpakan kesalahan kepada tukang kayu yang menyediakan kayu untuk bahan jembatan itu.

Kemudian, hakim memanggil si Tukang Kayu.

Sesampainya di hadapan hakim, si Tukang Kayu bertanya kepada hakim "Yang Mulia

Hakim, apa kesalahan hamba sehingga hamba dipanggil ke persidangan?" Yang Mulia Hakim

menjawab, "Kesalahan kamu sangat besar. Kayu yang kamu bawa untuk membuat jembatan itu

ternyata jelek dan rapuh sehingga menyebabkan seseorang jatuh dan kehilangan pedati beserta

kudanya. Oleh karena itu, kamu harus dihukum dan mengganti segala kerugian si Tukang

Pedati." Si Tukang Kayu membela diri, "Kalau itu permasalahannya, ya jangan salahkan saya,

salahkan saja si Penjual Kayu yang menjual kayu yang jelek." Yang Mulia Hakim berpikir,

"Benar juga apa yang dikatakan si Tukang Kayu ini. Si Penjual Kayu inilah yang menyebabkan

tukang kayu membawa kayu yang jelek untuk si Pembuat Jembatan. " Lalu, hakim berkata

kepada pengawalnya, "Hai pengawal, bawa si Penjual Kayu kemari untuk

mempertanggungjawabkan perbuatannya!" Pergilah si Pengawal menjemput si Penjual Kayu.

Si Penjual Kayu dibawa oleh pengawal tersebut ke hadapan hakim. "Yang Mulia Hakim,

apa kesalahan hamba sehingga dibawa ke sidang pengadilan ini?" kata si Penjual Kayu. Sang

Hakim menjawab, "Kesalahanmu sangat besar karena kamu tidak menjual kayu yang bagus

kepada si Tukang Kayu sehingga jembatan yang dibuatnya tidak kukuh dan menyebabkan

seseorang kehilangan kuda dan barang dagangannya dalam pedati. " Si Penjual Kayu menjawab,

"Kalau itu permasalahannya, jangan menyalahkan saya. Yang salah pembantu saya. Dialah yang

menyediakan beragam jenis kayu untuk dijual. Dialah yang salah memberi kayu yang jelek

kepada si Tukang Kayu itu." Benar juga apa yang dikatakan si Penjual Kayu itu. "Hai pengawal

bawa si Pembantu ke hadapanku!" Maka si Pengawal pun menjemput si Pembantu.

Seperti halnya orang yang telah dipanggil terlebih dahulu oleh hakim, si Pembantu pun

bertanya kepada hakim perihal kesalahannya. Sang Hakim memberi penjelasan tentang

kesalahan si Pembantu yang menyebabkan tukang pedati kehilangan kuda dan dagangannya

sepedati. Si Pembantu tidak secerdas tiga orang yang telah dipanggil terlebih dahulu sehingga ia

tidak bisa memberi alasan yang memuaskan sang Hakim. Akhirnya, sang Hakim memutuskan si

Pembantu harus dihukum dam memberi ganti rugi. Berteriaklah sang Hakim kepada pengawal,

"Hai, Pengawal, masukkan si Pembantu ini ke penjara dan sita semua uangnya sekarang juga!"

Beberapa menit kemudian, sang Hakim bertanya kepada si Pengawal, "Hai, Pengawal

apakah hukuman sudah dilaksanakan?" Si Pengawal menjawab, "Belum, Yang Mulia, sulit sekali

untuk melaksanakannya." Sang Hakim bertanya, "Mengapa sulit? Bukankah kamu sudah biasa

memenjarakan dan menyita uang orang?" Si Pengawal menjawab, "Sulit, Yang Mulia. Si

Pembantu badannya terlalu tinggi dan gemuk. Penjara yang kita punya tidak muat karena terlalu

sempit dan si Pembantu itu tidak punya uang untuk disita." Sang Hakim marah besar, "Kamu

bego amat! Gunakan dong akalmu, cari pembantu si Penjual Kayu yang lebih pendek, kurus, dan

punya uang!". Kemudian,si Pengawal mencari pembantu si Penjual Kayu yang lain yang

berbadan pendek, kurus, dan punya uang.

Si Pembantu yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang bertanya kepada hakim,

"Wahai, Yang Mulia Hakim. Apa kesalahan hamba sehingga harus dipenjara?" Dengan

entengnya sang Hakim menjawab,"Kesalahanmu adalah pendek, kurus, dan punya uaaaaaang!!!"

Setelah si Pembantu yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang itu dimasukkan ke

penjara dan uangnya disita, sang Hakim bertanya kepada khalayak ramai yang menyaksikan

pengadilan tersebut, "Saudara-saudara semua, bagaimanakah menurut pandangan kalian,

peradilan ini sudah adil?" Masyarakat yang ada serempak menjawab, "Adiiiiilll!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar